“Memang lidah tidak bertulang.” Itulah sebuah ungkapan sindiran terhadap perilaku lidah (lisan) manusia. Lidah adalah salah satu organ tubuh manusia yang tidak dipilari oleh tulang-belulang. Berbeda dengan kepala, lengan, kaki atau dada; Kesemuanya dibentuk dan dikokohkan oleh tulang. Wajar jika lidah menjadi elastis, bergerak leluasa ke kanan ke kiri, ke atas ke bawah.
Secara fisik lidah bisa berputar-putar bahkan meraih ujung hidung sekalipun. Namun apakah mutu perkataan di balik lidah itu juga akan demikian? Apakah karena elastisnya lidah, lalu manusia mudah berkata-kata, berjanji, bersumpah, kemudian sesudahnya dengan mudah dia mengingkari semua itu? Sungguh, lidah tidak bertulang dan kita termasuk yang kerap terpeleset karena lidah.
Serasa ada sebilah sembilu yang merobek-robek jantung, ketika kita berkaca lalu memegang lidah kita sendiri. Berapa banyak kebohongan sudah dia buat? Berapa banyak sumpah-janji telah dia khianati? Berapa banyak tuduhan palsu, caci maki, sumpah serapah telah dia keluarkan? “Yaa Allah, ketika kami pegang lidah ini, kami tahu ia adalah diantara ‘benda’ yang paling banyak membuat kami terhina di hadapan-Mu. Ampuni kami, maafkan kami.”
Sangat mudah manusia memberi nasehat atau wejangan. Seolah itu adalah buliran-buliran mutiara yang bercahaya bak kunang-kunang. Namun adakah lidahnya telah berbicara sesuatu yang benar, tidak ada dusta disana? Jika sudah berkata benar, adakah dia sedang berbicara sesuatu yang baik? Jika sudah berkata baik, adakah dia sudah berbicara sesuatu yang manfaat? Jika sudah berkata manfaat, adakah dia sudah berbicara sesuatu yang tepat? Jika sudah berkata tepat, adakah dia berani bertanggung-jawab atas semua ucapannya di hadapan Allah Azza wa Jalla kelak? Inilah kita, mudah ciut hati namun terus mengulangi.
Hanya Allah sandaran dan tempat menuju. Kita mohonkan pada-Nya lidah yang baik dan benar. Teringat akan sebuah sabda Rasulullah saw. yang mulia : “Siapa yang dapat memberi jaminan padaku atas apa yang ada diantara dua rahangnya (lidahnya) dan apa yang ada diantara dua pahanya (kemaluannya), aku memberi jaminan padanya berupa (balasan) syurga.” (HR. Bukhari-Muslim).
Semoga kita termasuk diantara hamba-hamba Allah yang kelak berhak menerima syurga-Nya karena dikaruniai lidah yang terkendali dan selamat. Amin Yaa Rabbal Alamiiin.
Posting : Yudi Hermawan via Sudi al-Fakir